Rabu, 19 Januari 2011

Menyambut Kasih Sayang Allah Tuhan Yang Maha Esa

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang mengikuti jalan petunjuk-Nya.
Segala puji hanya bagi Allah, sudah berapa ratus ribu tahunkan sebenarnya keberadaan umat manusia di muka bumi. Dan bila ditelurus dari jaman Nabi Adam AS, sudah berapa ratus ribu tahunkan zaman telah berganti dan berlalu ?, sesuatu yang amat sulit di temukan jawabannya oleh manusia.
Segala puji hanya bagi Allah, Allah Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu mendampingi perjalanan hidup segenap umat manusia. Setiap saat terjadi penyimpangan, Allah senantiasa mengingatkan dan meluruskan. Datangnya para Nabi dan Rasul Allah adalah wujud kasih sayang dan santunan Allah Tuhan yang Maha Penyantun. Dan Rasul –Nya yang terakhir adalah Rasulullah Muhammad SAW, yang telah Allah beritakan lewat Kitab Taurat dan Injil, sebagaimana firman-Nya yang artinya
.
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS. 2:146)
Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka tidak beriman (kepada Allah). (QS. 6:20)
.
Segala puji bagi Allah, marilah kita sambut uluran kasih sayang Allah ini dengan perasaan lapang dada dan sikap berserah diri kepada-Nya. Suatu nikmat yang besar. Disaat kita tersesat jalan, Allah berkenan memanggil dan menunjuki kita. Marilah kita sambut uluran kasih sayang Allah ini dengan suka cita dan penuh dengan rasa bahagia.
Dari zaman ke zaman, kesalahan manusia adalah sama, apabila manusia selalu menjaga kesucian dan kebersihan hatinya maka akan dengan mudah mengetahui keagungan Allah Tuhan Yang Maha Esa diantaranya dengan cara melihat keindahan serta keseimbangan segala ciptaan-Nya, sehingga manusia senantiasa hanya menyeru dan menyembah kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Namun dalam kehidupan, ketika manusia telah berbuat dosa, mengikuti jalan-jalan kezaliman dan dosa, mengikuti bujukan syaitan, mata hati manusia akan tertutup, terbelok dan kemudian tersesat. Tidak lagi menuhankan Allah yang Maha Esa dzat yang Maha Suci, Pencipta dan Pemelihara seluruh alam, tetapi manusia telah tergelincir, terbelok dengan bisikan-bisikan syaitan yang membawa mereka tersesat dan kemudian mencari tuhan-tuhan yang lain selain Allah. Dan itu semua merupakan keberhasilan syaitan musuh besar umat manusia didalam membelokkan jalan hidup sebagian besar umat manusia. Allah menggambarkan dalam firman-Nya yang artinya
.
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, Dan Dia mengampuni dosa yang lain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. 4:116)
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka, (QS. 4:117)

.
Allah Tuhan semesta Alam sangat menyayangi manusia, ketika manusia sedang tersesat dalam lingkaran perbuatan dosa, terhanyut dalam tipu daya syaitan, Allah berkenan menyelamatkan manusia dengan memberi petunjuk kepada umat manusia lewat para Nabi dan Rasul-Nya.
Firman Allah, Al-Qur’anul Karim memuat dan membahas dengan sangat luas dan beragam tentang berbagai macam penyimpangan tentang cara-cara penyembahan yang telah dilakukan oleh manusia-manusia yang sedang tersesat jalan. Dengan mengungkapkan berbagai macam ragam kesalahan dan penyimpangan tersebut agar manusia mengkaca diri dan segera kembali ke jalan yang benar.
Bila kita baca secara hati-hati satu demi satu ayat-ayat tersebut dalam rangkaian surat-surat di dalam Al-Qur’an, maka akan terpahami oleh manusia tentang hal-hal yang Allah kehendaki atas manusia, yaitu agar manusia kembali berbakti, menyembah dan taat hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan Dia dengan sesuatu apapun, karena menyembah kepada Allah semata itulah tujuan manusia dan kehidupan diadakan, dan itu pula jalan alamiyah menuju keselamatan dan kebahagiaan. Berbagai penyimpangan yang telah Allah paparkan diantaranya adalah, yang artinya
.
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. 2:165)
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah”. ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engku telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. (QS. 5:116)
Orang-orang Yahudi berkata:”Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata:”Al-Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila’nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling. (QS. 9:30)
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan-Tuhan selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Tuhan ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. 9:31)

Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga. (QS. 10:66)
Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. 12:40)
(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. 22:62)
Dan mereka menyembah selain Allah, apa yang telah Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. Dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali tidak ada seorang penolongpun. (QS. 22:71)
Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak pula di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah. (QS. 29:22)
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS. 29:41)
Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai ilah) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada diantara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya”. (QS. 34:22)
Katakanlah:”Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya Sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka”. (QS. 35:40)
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya.Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. 39:3)
.
Allah Tuhan semesta Alam sangat menyayangi manusia, dan menjelas jelaskan kepada manusia tentang Ke-Esa-an-Nya, dan agar manusia me-Ngesakan-Nya, tidak menyekutukan Allah dengan makhluq-makhluq-nya. Allah Tuhan semesta Alam terus menerus memanggil manusia untuk kembali ke jalan yang lurus jalan Allah dan menghindari jalan syaitan. Dan bahkan Allah dengan sangat tegas menggambarkan kepada manusia bila di dunia ini ada Sesembahan yang berhak di sembah selain Allah, pastilah ala mini sudah kacau balau dan berantakan.
.
Apakah mereka mengambil ilah-ilah dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)? (QS. 21:21)
Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. 21:22)

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada ilah (yang lain) beserta-Nya, kalau ada ilah beserta-Nya, masing-masing ilah itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari ilah-ilah itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu, (QS. 23:91)
.
Allah Tuhan Yang Maha Tinggi, Maha Mulia, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah menyuruh manusia untuk menempuh jalan yang lurus, jalan selamat, jalan bahagia, jalan yang telah Allah terangkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, jalan menuju surga di sisi Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi Lagi Maha Perkasa.
.
Katakanlah: “Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya (QS. 25:57)
Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya, (QS. 25:58)
Yang Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. (QS. 25:59)

.
Dalam wujud keseharian, orang-orang yang sudah menjalani rukun Islam dengan penuh kesadaran, bahwa mereka melakukan seluruh syareat Allah itu semua dengan penuh rasa suka cita, karena mereka telah merasakan nikmatnya rahmat Allah dalam ketaatan itu, nikmat rohani yang dapat dirasakan oleh setiap hati orang-orang yang benar-benar beriman. Sehingga apa-apa yang datang dari Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang yang disembahnya adalah sesuatu yang akan mendatangkan kecintaan Allah kepadanya dan merupakan kebahagiaan yang Allah curahkan kepada umat manusia yang beriman.
Pada Wujud Keseharian orang-orang yang mencintai Allah dan dicintai Allah diantaranya adalah suka merenungi firman-firman Allah dan Hadist-hadist dari Rasulullah Muhammad SAW, dan ada niat yang kuat dihati untuk kemudian mengamalkannya di sepanjang perjalanan hidupnya. Sejuknya hati tersiram oleh firman-firman Allah dan hadist-hadist Rasulullah, merupakan nikmat mahal yang luar biasa besarnya….Allahu Akbar…..Wallahu a’lam

Senin, 03 Januari 2011

Re-Formulasi Pendidikan Generasi Islam Kaaffah

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad, keluarga, sahabat dan kepada seluruh pengikutnya yang mengikuti petunjuknya. Alhamdulillah kita semua telah merasakan lezatnya ber-Islam dan tidak ada orang Islam yang tidak risau dengan kelestarian agama bagi anak-anaknya, namun di zaman ini tidak mudah orang-orang tua mewariskan kehidupan yang islami kepada anak-anaknya.

Allah telah menurunkan Al-Qur’an di tengah-tengah bangsa Arab yang di waktu itu masih dalam keadaan miskin dan terbelakang dibanding bangsa-bangsa disekitarnya. Dan Allah memilih Nabinya adalah dari seorang yang yatim-piatu, dan Al-Qur’an diturunkan pada saat awalnya di bulan Romadhon. Cukuplah sudah 3 hal tersebut menjadi dasar bagaimana meletakkan fondasi pendidikan Islam dari zaman ke zaman.

Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia, bagi manusia yang membutuhkan rahmat Allah kasih sayang dan ampunan Allah SWT, apakah dari golongan orang cerdas atau tidak cerdas, bagi orang kaya atau tidak kaya, bagi siapapun yang mau bersyukur kepada Allah, dan mau merendahkan diri di hadapan Allah dan bersyukur dengan petunjuk Allah.
.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga mereka kekal di dalamnya. (QS. 11:23)

.

Dengan segala kesederhanaannya Allah telah menjadikan generasi Islam pertama mampu mewujudkan apa yang Allah kehendaki, diantaranya adalah proses Globalisasi penyebaran rahmat Allah ke segenap bangsa-bangsa di dunia, dan itu semua telah terbukti nyata. Walaupun tidak dengan dengan pesawat terbang, satelit, handphone, namun Islam telah tersebar keseluruh dunia.
.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. 49:13)

.
Penyebaran Islam begitu cepat meresap kepada bangsa-bangsa disekitar jazirah Arab,disebabkan karena memang Islam itu datangnya dari Allah Tuhan Semesta Alam dan berisi sesuatu yang sangat menyegarkan jiwa. Sesuatu yang menerangi jiwa dan kehidupan, sesuatu yang dibutuhkan oleh kehidupan setiap insan
.

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. 30:30)

.
Bahasa Al-Qur’an (bhs Arab) telah menjadi mengglobal di waktu itu, manusia sangat cinta dengan kemuliaan yang datang dari sisi Allah, walaupun mungkin bahasa Arab masih sulit dan asing dirasakan, namun manusia sangat menyukai belajar bahasa Arab, karena ada kelezatan hebat dari bahasa Arab, yaitu kelezatan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan Al-Qur’anul Karim yang diturunkan Allah SWT dalam bahasa Arab.

Islam mengajak manusia membuka cakrawala yang amat sangat luas, menuju cakrawala tak terbatas, dari kehidupan dunia hingga kehidupan akherat. Keberhasilan dalam bersungguh-sungguh menyiapkan kebahagiaan kehidupan akherat sudah tercakup didalamnya mewujudkan keberhasilan dan kebahagiaan kehidupan di dunia.
.

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (QS. 11:15)
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 11:16)

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (QS. 17:18)
Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (QS. 17:19)

.

1. Formulasi Pendidikan Untuk Generasi Islam

Sudah sangat jelas tentang cakrawala Islam yang sangat begitu luas, manusia diajak untuk melihat hingga horison kealam akherat. Generasi Pertama umat Islam adalah orang-orang awam dengan berbagai latar belakang keahlian yang beraneka ragam, namun semuanya mencintai dan mengamalkan Islam.

Disusul dengan generasi berikutnya yang dilanjutkan dengan umat yang sangat mencintai Islam dan Ilmu-Ilmu Islam. Yang kemudian mewariskan berbagai macam ilmu yang digali dari Al-Qur’an dan Al-Hadist dan kemudian ditulis ke dalam bentuk buku-buku yang bermanfaat bagi umat Islam di zaman berikutnya. Dengan formulasi tersebut Islam telah menjaga martabat kemuliaan umat manusia beratus-ratus tahun lama-nya.

Kemuliaan umat Islam akan terus lestari terjaga bila umat Islam terus berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Namun disisi lain dizaman modern, manusia ahli ilmu-ilmu phisik telah menjadi orang-orang terhormat dan digandrungi umat manusia awam. Kenikmatan yang digali dari ilmu-ilmu phisik dapat segera dengan instant dinikmati oleh siapapun, termasuk oleh orang-orang awam yang bodoh. Kemudian berbondong-bondonglah orang meningalkan ketekunan belajar Islam yang mulia dan tinggi dan lebih suka belajar kepada hal-hal phisik yang segera dengan mudah dirasakan kenikmatannya.

Dalam kenyataan, di zaman ini, seseorang yang telah mengaji dan telah merasakan nikmatnya ber-Islam, sering tidak mampu membimbing anak-anak mereka untuk mewarisi pengamalan kelezatan berislam, karena anak-anaknya lebih suka untuk belajar ilmu-ilmu phisik yang segera dapat dinikmati kelezatannya.

Formulasi pendidikan yang tepat akan dapat melestarikan suatu system kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Sebaliknya formulasi pendidikan yang salah akan membawa bangsa itu ke jalan yang salah dan salah dan salah dan salah yang berkepanjangan.

.

2. Bagaimana Menformulasikan Dengan Tepat

Dasar-dasar menformulasikan pendidikan harus dilihat dari tujuan yang amat besar dan penting dari adanya kehidupan di segenap penjuru alam raya. Islam mengajari umatnya untuk memahami firam Allah SWT yang artinya

.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. 3:190)

Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. (QS. 17:43)
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 17:44)

Dan demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. 35:28)

.
Bila disimpulkan bahwa manusia hidup di dunia mempunyai tugas utama untuk beribadah kepada Allah, Manusia diperintah untuk melihat seluruh tanda-tanda keagungan Allah lewat karya ciptaan Allah di-seantero bumi dan di seantero jagad raya. Dan kemudian manusia diperintah untuk berbakti beribadah mengagungkan Allah dan ta’at kepadaNya. Orang-orang yang tekun dalam menjalani kesungguhan mendekat pada Allah maka merekalah yang akan menjadi orang taqwa, orang yang bahagia di dunia dan di akherat.

Bisakah kita menformulasikan dengan rumus phisik matematik dan sesuai dengan fase-fase pertumbuhan dan kemampuan anak-anak umat Islam. Misalkan pendidikan dasar kita berikan 75% ilmu agama dan 25% ilmu phisik. Ilmu agama menyangkut dasar-dasar hafalan Al-Quran, Al-Hadist, Bahasa Arab, pemahaman pengamalan islam, dan segala ilmu yang melingkupinya. Ilmu phisik menyangkut ilmu alam, ilmu hitung dan ilmu sejenis yang melingkupinya.

Mendidik anak ibarat mengukir di batu, namun bila batu telah terukir maka bekasnya akan sangat kuat dan sangat tajam, serta tidak akan mudah terhapus. Dengan mengutamakan masalah agama di atas masalah phisik maka kita berharap mereka memiliki dasa-dasar yang kuat untuk memegang teguh agama Islam.
.
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (QS. 17:18)
Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (QS. 17:19)

.
Dilanjutkan dengan pendidikan menengah, diformulasikan 50 % ilmu Agama dan 50% ilmu phisik. Tetap saja arah dari ilmu agama adalah untuk menjadikan anak mencintai Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dimudahkan dalam mempelajari keduanya. Karena mereka diajari untuk bisa membaca dan menulis bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an, bahasa yang mengantarkan kebahagiaan kehidupan di dunia dan akherat. Dan 50 % ilmu phisik, ilmu yang sangat perlu dikuasai untuk bekal kemandirian hidup di dunia ketika telah dewasa.

Formulasi untuk pendidikan Atas, bisa dibagi dua, bila seseorang memang ingin menekuni khusus ilmu-ilmu agama maka mereka mendapatkan 75% ilmu agama dan 25% ilmu phisik, sebaliknya bila mereka ingin tekun kepada ilmu-ilmu phisik, maka mereka mendapatkan porsi 75% ilmu phisik dan 25% ilmu agama. Hal ini mengantisipasi berbagai fungsi manusia dalam kehidupan sebagaimana firman Allah
.
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. 9:122)

.
Kita memberi kesempatan bagi mereka yang ingin tekun menyalurkan bakatnya sebagai penasehat-penasehat kebenaran bagi masyarakat sebagai ahli-ahli agama, namun juga memberi kesempatan bagi mereka yang ingin hidup dengan menekuni dan mendalami untuk menjadi ahli ilmu-ilmu phisik dengan tujuan menghamba kepada Allah.

Sudah diketahui bahwa waktu belajar umat manusia adalah sejak dia lahir hingga ke liang lahat. Dengan formulasi diatas diharapkan, dasar-dasar ilmu dan pengamalan Islam telah di jalani sejak dini dan setiap anak manusia apapun profesi di masa tuanya, mereka telah diberi bekal untuk mudah belajar Islam hingga akhir hayat. Karena Bahasa Al-Qur’an dan As-Sunnah, bahasa arab, telah di-instal ke dalam setiap anak. Diharapkan mereka akan siap mencintai Islam sepanjang perjalanan hidupnya.

Pendidikan Perguruan Tinggi Merupakan kelanjutan dari pendidikan di bawahnya. Karena sampai waktunya seorang anak yang dilunya dididik akhirnya harus mendidik. Suatu tahap pembentukan kemantapan dalam memegang ilmu dan mengamalkan dengan benar ditengah-tengah masyarakat dengan tujuan beribadah kepada Allah.

Selama 12 th seorang anak dibiasakan untuk mencintai kebenaran dan mengetahui sumber kebenaran, dan dapat mengambil kebenaran langsung dari sumbernya tanpa ragu-ragu. Diharapkan penghayatan agama yang telah diberikan dapat mewarnai jiwanya dan memberi cahaya dan arah kehidupan di saat dewasa dan disaat telah menjadi orang tua.

Kesalahan dalam formulasi pendidikan akan salah pula perjalanan hidup seseorang atau bangsa. Alangkah perlunya kita umat Islam merenung dan merenung dan merenung untuk mencari formulasi pendidikan yang dapat dijalankan dan menghasilkan manusia-manusia produk-produk pendidikan yang dapat bahagia di dunia dan di akherat . Karena Allah telah memberi kesempatan kepada setiap makhluqnya untuk melihat tanda-tanda keagungannya di segenap penjuru jagat raya, namun masing-masing memiliki hati yanh khusu’dan thawadu’ kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya yang artinya

.

Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan”. (QS. 55:33)

Pergaulan Global mau tidak mau harus mau dan wajib mau. Segala puji bagi Allah, marilah kita merenung dan merenung dan merenung, semoga Allah menunjuki kepada kita semua untuk dapat menformulasi pendidikan umat Islam yang dapat menghasilkan umat yang berilmu, beriman dan bertaqwa di seluruh rentang zaman kehidupan. Wallahu a’lam

Cara Cepat Mencintai dan Menghayati Al-Qur’an

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad, keluarga sahabat dan kepada seluruh pengikut beliau yang mengikuti petunjuknya. Alhamdulillah, cahaya Al-Qur’an telah Allah limpahkan kepada umat manusia di muka bumi dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Rasulullah Muhammad, untuk seluruh manusia. Segala puji bagi Allah, kehidupan kegelapan dan kesyirikan berat yang telah membelenggu bangsa Arab di jazirah Arab dan sekitarnya berubah total dalam waktu cukup singkat, 23 th atau satu generasi saja.

Allah telah menuntun Rasulnya, bagaimana dalam menerima petunjuk-petunjuk Al-Qur’an, lewat surat yang pertama Allah berfirman yang artinya
.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (QS. 96:6)
karena dia melihat dirinya serba cukup. (QS. 96:7)

.
Suatu Hikmah yang luar biasa, bagaimana terbukanya ilmu adalah dengan proses membaca dan menulis. Hal-hal yang ditemukan oleh Aqal manusia bila ditulis dan kemudian dibaca oleh generasi berikutnya, maka ilmu tersebut tidak akan terputus. Apalagi Al-Qur’an, firman Allah, Cahaya petunjuk dari Allah, sesuatu yang sangat dibutuhkan jiwa manusia dari zaman ke jaman. Terus menerus dengan rajin membaca Al-Qur’an dalam bahasa aslinya dan dibaca terjemahnya sesuai bahasa yang difahaminya, akan membuat manusia memahami segala petunjuk Allah yang Ada dalam Al-Qur’an agar umat manusia selalu dalam jalan keselamatan.

Jaman modern telah di dominasi oleh penemuan-penemuan ilmu dan teknologi lewat aqal manusia, membuat manusia terlena dan merasa dirinya serba cukup, sehingga walaupun zaman demikian bertaburan kenikmatan jasmani, namun manusia kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga dari itu, sesuatu yang paling dibutuhkan dalam hidup di mana saja, yaitu kenikmatan rohani, kenikmatan jiwa, kenikmatan yang bersifat haqiqi dan kekal.

Dalam firman yang awal-awal pula Allah membimbing manusia bagaimana mencintai Allah dan mencintai Al-Qur’an yang artinya

.
Hai orang yang berkemul (berselimut), (QS. 74:1)
bangunlah, lalu berilah peringatan! (QS. 74:2)
dan Tuhanmu agungkanlah, (QS. 74:3)
dan pakaianmu bersihkanlah, (QS. 74:4)
dan perbuatan dosa tinggalkanlah, (QS. 74:5)
dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. (QS. 74:6)
Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (QS. 74:7)
Apabila ditiup sangkakala, (QS. 74:8)
maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, (QS. 74:9)

.
Rasulullah Muhammad manusia pilihan Allah, merasa takut ketika awal-awal dikunjungi malaikat Jibril, Allah memerintah Rasulullah untuk bangkit dan bangun, kemudian memperingatkan diri, membersihkan diri, menjauhi dosa, menyampaikan peringatan pada umat manusia, untuk dapat mencintai kebenaran yang datang dari Allah dan mengagungkan Allah Tuhan semesta alam.

Dalam surat-surat yang awal-awal pula Allah membimbing Nabinya untuk selalu tekun mencintai Al-Qur’an dengan selalu membacanya dan menghayatinya di saat-saat yang hening sebagaimana firmannya yant artinya

.
Hai orang yang berselimut (Muhammad), (QS. 73:1)
bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (QS. 73:2)
(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (QS. 73:3)
atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (QS. 73:4)
Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. (QS. 73:5)
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (QS. 73:6)
Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). (QS. 73:7)
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (QS. 73:8)
(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. (QS. 73:9)
Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. (QS. 73:10)
Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. (QS. 73:11)

.

Allah membimbing Rasulullah untuk selalu membaca, menghayati, menekuni dan melaksanakan apa yang Allah perintahkan. Bagi kita para orang-orang yang ingin mengikuti cara hidup beliau , tentu harus berbuat dengan langkah-langkah yang sama.

Begitu banyaknya hikmah yang terkandung dalam Al-Qur’an, Dan Al-Qur’an pula yang akan menjadi barometer hati manusia. Kenapa dijaman Modern yang semegah ini semakin banyak orang yang mengenal Al-Qur’an sebagai firman Allah, namun banyak yang malas dalam membaca, menghayati serta mengamalkan.

Dosa adalah kata kuncinya. Dosa telah menjadikan jiwa manusia menjadi lumpuh, menjadi layu dan menjadi loyo didalam menempuh jalan-jalan yang ditunjuki oleh Allah. Banjirnya informasi dalam berbagai bentuk yang bercampur antara yang baik dan buruk, ternyata yang buruklah yang mendominasi, ibarat peribahasa, akibat nila setitik rusak susu sebelanga. Hujan petunjuk Allah yang demikian derasnya selalu saja rusak disebabkan oleh budaya dosa yang telah merembes dan mengakar ke dalam hati umat manusia.

Hati manusia sangatlah lemah, bisikan syaitan dapat menggelincirkan manusia kepada perbuatan dosa, namun di jaman ini penyebabnya lebih beragam dan lebih hebat, dapat berupa tulisan, suara, gambar, film, dan komunitas manusia-manusia pelampias nafsu dosa. Jaman modern, zaman penuh informasi berbau dosa, menjadikan hujan dan banjir petunjuk yang datang dari Allah telah sering dikufuri manusia.

Kita ambil sebuah contoh kecil di hari ini, lingkungan kantor, sekolah, ruang publik dan tempat-tempat manusia berkumpul banyak yang ditulisi dengan huruf yang menyolok “ DILARANG MEROKOK DISINI ”, karena secara umum manusia tahu bahwa merokok dapat merusak kesehatan si perokok dan kesehatan orang-orang disekitarnya, namun demikian masih banyak saja yang melangar.

Kapan manusia akan memulai agar di setiap jenis informasi dan multimedia tertulis di lembar mukanya, “DILARANG BERBUAT DOSA DAN MENYEBARKAN PERBUATAN DOSA DISINI ” . Dosa dapat mencabut, melemahkan dan melumpuhkan keimanan seseorang. Kapankah kebaikan yang kita angan-angankan tersebut bisa terwujud di tengah-tengah kehidupan umat manusia yang sangat heterogen seperti zaman sekarang ini?, maka setidaknya di rumah-rumah setiap orang muslim terdapat tulisan tersebut dan konsekwen untuk dipatuhi.

Ingat firman Allah yang artinya :
.
Katakanlah:”Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan”. (QS. 5:100)

dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. 6:153)
.
Manusia tidak akan pernah bisa memahami dan mencintai Al-Qur’an dan As-Sunnah bila masih suka tenggelam dalam habitat yang penuh dosa , kezaliman dan kelalaian. Bila seseorang, keluarga, masyarakat mau bertekun dengan ketekunan yang kuat menghindari segala pikiran dan perbuatan dosa, maka mereka akan sangat mencintai Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan akan terus menerus mendapatkan kebahagiaan dengan mempelajari dan mengamalkannya. Wallahu a’lam

Budaya Merayakan Tahun Baru, Milik Siapa?


Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.

Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini.

Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus. Nah sudah jelas dong, kalo ini laisa minal Islam ya khan?

Fenomena kontradiktif selalu saja membayangi kehidupan manusia. Begitu pula dalam memperingati datangnya Tahun Baru. Ada yang hura-hura ada yang sebaliknya yakni prihatin dengan kondisi bangsa. Entah sejak kapan, budaya negative dalam peringatan Tahun Baru benar-benar telah melupakan orang tentang kematian. Semua seolah disulap suka-cita, hanyut dalam perayaan-perayaan, begadang, bergaul bebas, keborosan alias meniru dan mengekor budaya kafir. Yah, salah satu kata kunci yang bermain adalah bisnis. Misi bisnis juga telah berdosa membuat manusia lupa dengan dibungkus perayaan, acara-acara maka digunakanlah ini untuk meraup untung sebanyak-banyaknya.

Islam itu artinya berserah diri atau tunduk patuh. Tentu saja berserah diri kepada Allah dan tunduk patuh atas segala kehendak-Nya. Allah menghendaki kita suka menafkahkan harta kita fi sabilillah, tetapi banyak orang Islam lebih suka menghamburkan harta dalam bentuk membakar kembang api dan petasan. Allah menghendaki kita banyak dzikrullah, tetapi menusia suka hura-hura dan foya-foya yang semuanya itu melalaikan kita dari Allah. Padahal instruksi dari Allah sangat jelas (QS 6: 162)

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Orang yang hidupnya berorientasi ukhrawi akan berhati-hati dalam berfikir, bertutur-kata dan bertindak. Jangan sampai amalnya merugikan kehidupan akherat yang hendak dia jalani. Kalau Allah melarang manusia untuk menghambur-hamburkan harta dan mengingatkan manusia bahwa pemboros-pemboros itu teman syetan.

وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (٢٦)إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS 17: 26-27)

Maka secara pasti dia tidak akan membakar hartanya dalam bentuk kembang api, petasan, terompet dan acara hura-hura lainnya.

Kalaulah Allah mengingatkan orang beriman untuk tidak berbuat sia-sia (QS 23: 3)

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,

Maka tidak akan habiskan waktunya untuk muter-muter kota dan hura-hura. Dia akan lebih senang duduk di rumah atau tempat ibadah, mengajak keluarga dan mengerjakan hal-hal yang lebih bermanfaat.

Jauh berbeda dengan orang yang hidupnya berorientasi jangka pendek, orientasi duniawi. Apa yang dipikirkan, diucapkan dan dilakukannya adalah untuk kepentingan yang bersifat duniawi, yakni untuk memuaskan hawa nafsunya saja. Maka tidak heran kalau mereka di malam tahun baru meskipun diguyur hujanpun namun banyak sekali orang di Solo yang merayakannya dengan keluar rumah pria wanita campur baur menjadi satu dengan beraneka ragam terompet. Sedang yang di Jakarta di TMII ratusan ribu manusia berhura-hura dengan berbagai group band-nya. Sedang di Ancol ratusan ribu orang berpesta musik dan kembang api.

Perbedaan orientasi inilah yang menyebabkan manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda. Orang yang berorientasi ukhrawi akan memandang apa yang ada di dunia ini sebagai fitnah atau cobaan, maka mereka akan lebih berhati-hati dalam menghadapi cobaan. Semua amal yang dia lakukan akan dia lakukan dengan penuh perhitungan untung rugi bagi keselamatan akheratnya. Dia yakin betul bahwa di yaumul-hisab kelak semua amal akan diperhitungkan dan dipertanggung-jawabkan. Hidup di dunia ini cuma sekali, saatnya berprestasi untuk bekal kehidupan akherat. Sedang orang yang berorientasi duniawi dia akan memandang hidup itu hanya disini di dunia ini, maka sekarang inilah saatnya menikmati hidup. Maka orang seperti ini akan cenderung memandang hidup ini untuk bersenang-senang. Hidup di dunia ini cuma sekali mengapa harus menderita?

Dua orientasi hidup yang tidak mungkin bisa dipertemukan. Namun masih saja banyak orang Islam yang merasa mampu mempertemukan keduanya.

“Berharap sangat untuk mendapatkan sorga, tetapi hidupnya diwarnai dengan hura-hura, foya-foya dan menghabiskan hidupnya dengan banyak ketawa.”

Padahal Rasulullah saw sudah mengingatkan bahwa banyak tertawa itu mematikan hati. Hati kita menjadi tidak sensitif lagi dengan peringatan-peringatan Allah, tidak sensitif lagi dengan penderitaan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Nun jauh di lain daerah, orang-orang sedang memikirkan nasib karena barusaja terkena bencana. Terkena musibah yang menghabiskan apa saja, rumah dan hasil bumi bahkan anggota keluarga. Wajiblah bagi kita memikirkannya, bukan malah melupakan atau berpura tidak peduli.

Maka sudah selayaknya umat Islam kembali hidup di alam nyata bukan di alam khayal dan segera sadar bahwa keselamatan kita di akherat nanti ditentukan oleh prestasi hidup kita di dunia ini. Jangan kita bingungkan diri kita sendiri dengan pertentangan yang berkepanjangan antara harapan dan kenyatan yang kita lakukan. Kalau kita tetap berada dalam keadaan demikian maka bukan tidak mungkin akan berbuah depresi yang berkepanjangan yang bisa membuahkan stress, gila, stroke bagi yang terkena tekanan darah tinggi dan gagal jantung bagi yang menderita lemah jantung.

Segera kita luruskan orientasi hidup kita ke arah akherat karena Allah menjanjikan bagi orang yang berorientasi ukhrawi dengan mendapatkan sorga dan bonusnya kesuksesan hidup di dunia. Sedang bagi mereka yang berorientasi duniawi maka mereka hanya akan mendapatkan sebagian kecil dari harta dan kesenangan dunia sedang mereka tidak akan mendapatkan bagian di akherat sama sekali (QS 42: 20).

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

Barang siapa yang menghendaki Keuntungan di akhirat akan Kami tambah Keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki Keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari Keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.

Padahal kalau kita faham dan tidak mudah lupa, hidup kita di dunia ini cuma sebentar sekali hanya sekitar 60-70 tahun segera akan mati itupun jika tidak meleset. Sedang kehidupan akherat itu kekal, tidak hanya jutaan tahun atau milayaran tahun tetapi kekal, abadi selama-lamanya.

Kalau sampai kita keliru dalam bersikap maka buahnya adalah penderitaan hidup yang kekal didalam kesusahan. Hanya mereka yang tepat dalam bersikap dalam arti benar-benar membangun ketuduk-patuhan kepada Allah dalam setiap aspek kehidupanlah yang akan sukses hidupnya dunia dan akherat. Merekalah yang akan memetik buah kehidupan dengan kebahagiaan yang kekal di akherat.